SERANG-Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melepas para Peserta KKM, DPL, dan Korcam Reguler Tahap I Untirta Tahun 2024, Kamis, 11 Januari 2024, di Auditorium Kampus Untirta, Sindangsari, Kabupaten Serang. Hadir pada kesempatan ini Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar, Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Rusmana, M.P., Ketua LPPM Untirta Prof. Dr. Meutia, S.E., M.P., Koorpus KKM Prof. Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si., Para Dekan,para DPL, Koorcam dan para peserta KKM. Hadir juga mewakili Bupati Pandeglang Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, dan mewakili Bupati Tangerang Staf Ahli Bupati Bidang Polhukpem.
Prof. Suwaib dalam sambutannya mengatakan, tema yang diangkat pada KKM Tematik I ini adalah ‘Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi di Kawasan Perbatasan untuk Mendukung Indonesia Maju’. Hal ini juga menurutnya sesuai dengan visi Rektor yakni menyangkut soal pengembangan inovasi.
“Hal ini sesuai dengan visi Rektor agar bisa memastikan inovasi di kawasan perbatasan berjalan dengan baik. Sesuai juga dengan misi Presiden yakni untuk pengembangan di daerah terpencil dan terluar itu harus didukung dan dikembangkan bersama-sama,” katanya.
Ia menjelaskan, ada 1740 mahasiswa ikut dalam KKM ini yang tersebar seperti di Kabupaten Serang sebanyak 428 orang, kabupaten Tangerang sebanyak 434, Kabupaten Pandeglang sebanyak 439, dan Kabupaten Lebak sebanyak 439. ” Perwakilan kabupaten Serang tersebar di kecamatan Cinangka, Anyer, Mancak, Bojonegara dan Puloampel. Kabupaten Tangerang tersebar di Kecamatan Sukadiri, Kelapa Dua, Rajeg, Sindangjaya, dan Kemiri, Kabupaten Pandeglang tersebar di Kecamatan Sumur, Cimanggu, Cibitung, Cigeulis dan Banjar dan Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Malingping, Cihara, Panggarangan, Cilograng dan Bayah,” jelas Prof. Suwaib.
“11 Januari kita berangkat dan Pulang pada 12 Februari 2024. Korcam dan DPL tolong pastikan betul sudah sampai di lokasi dan rumahnya aman nyaman damai. DPL harus paatikan betul program kerja bukan dalam bentuk fisik melainkan nonfisik dan tidak mengeluarkan pembiayaan karena tugas kita adalah melakukan inovasi yang ada dan perubahan perilaku di tingkat desa. Jika Pembangunan (infrastruktur-red) itu adalah hak dari pemerintah. Kalian peserta KKM harus menjaga etikanya, jaga baik interaksinya dengan masyarakat,” imbuhnya.
Prof. Meutia menambahkan, pada Agustus mendatang LPPM Untirta akan survei dan melakukan KKM kembali pada 100 desa dan hal itu sudah disambut baik oleh pemerintah daerah setempat.
“Ada KKM BKS Wilayah PTN Barat, kita juga menginisiasi KKM Internasional minimal yang dekat dulu seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan lainnya. Terima kasih kepada Pak Gubernur yang sudah men-‘support’ kami dengan mewujdukan sinergi yang indah melalui pentahelix. Moga-moga ke depan kita akan terus mendukung program Pak Gubernur. Terima kasih Pak Rektor yang terus mendukung LPPM, kepada Korcam, DPL mohon untuk membimbing para mahasiswa. Kepada para mahasiswa jaga attitude kalian, jangan ‘mageran’ dan jangan ‘baperan’,” ujarnya.
Rektor Untirta berpesan kepada para mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan emas ini untuk menambah kemampuan bermasyarakat yang tidak bisa didapatkan di ruang kelas. Ia juga menginginkan kepada seluruh elemen yang terlibat di KKM ini untuk menuliskan laporan berupa tulisan yang terjadi di lapangan.
“Mungkin akan sedikit melakukan adaptasi karena kultur bahasa budaya yang berbeda dengan kita. Tentu ada kompetensi tambahan bagaimana kita memiliki daya adaptasi. Ego sektoral akademik harus dikurangi. Kita harus berkomunikasi dan itu tidak gampang. Kompetensi membaca situasi dan memunculkan ide dan gagasan silakan anda tuliskan kemudian kirimkan kepada media mitra kita yang sudah kita kontrak melalui anggaran kampus,” tegasnya.
Al Muktabar sedikit mengenang masa ketika ia terlibat dalam proses ‘penegerian’ kampus Untirta dan berterima kasih kepada para pejuang Untirta yang salah satunya adalah Jenderal Soerjadi Soedirdja. Ia juga berpesan kepada para mahasiswa untuk terampil dalam bidang digital dan bahasa asing karena globalisasi tidak bisa dibendung karena penguasaan digital dan bahasa asing menurutnya adalah kunci untuk menghadapinya. “Satu hal lagi, ketika di lapangan kami ingin ada laporan lebih spesifik misalnya tentang data stunting, kurang gizi, kemiskinan ekstrem dan lain sebagainya, sehingga nantinya kami bisa langsung tindaklanjuti dan datang ke sana,” ungkapnya.(HI/AAP)